Laman

Minggu, 04 Desember 2011

Kisah Sabar yang Paling Mengagumkan,

Kisah Sabar Yang Paling Mengagumkan.
 
Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan). Mari sejenak kita merenung bersama, karena dalam kisah tersebut ada nasihat dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.
Sang dokter berkata:
Pada suatu hari -hari Selasa- aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat.
Pada hari Kamis pukul 11:15 -aku tidak melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian tersebut- tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun pergi dengan cepat kepada anak tersebut, kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah Subhanaahu wa Ta`ala menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulit mengabarkan keadaan kepada keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: "Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati."
Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut?Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: "Engkaulah penyebabnya!"Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata:"Alhamdulillah." Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.
Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-gerak. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta`ala serta menyampaikan kabar gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.
Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kami pun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya:"Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi." Maka dia berkata:"Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi."
Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah Subhanaahu wa Ta`ala spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi.
Berlalulah sekarang 3,5 bulan, dan anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak. Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku belum pernah melihat semisalnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya. Maka sang ibu berkata:"Alhamdilillah." Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah Subhanaahu wa Ta`ala , dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.
Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2oC. maka kukatakan kepada sang ibu:"Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh." Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan:"Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia."
Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menagis histeris seraya berkata:"Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6o, dia akan mati, dia akan mati." Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran:"Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41o lebih sementara dia bersabar dan memuji Allah." Maka berkatalah ibu pasien no. 6 tentang ibu tersebut:"Wanita itu tidak waras dan tidak sadar."
Maka aku mengingat sebuah hadits Rasulullah Sholallohu `alaihi wa sallam yang indah lagi agung:(طُوْبَى لِلْغُرَبَاِء)"Beruntunglah orang-orang yang asing." Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.
Selang beberapa waktu setelah itu ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu:"Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat." Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah:"Alhamdulillah." Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.
Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Dimana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda..
Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini aku berkata kepada sang ibu: "Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat." Diapun berkata:"Alhamdulillah." Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya.
Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.
Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?
Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompleks? Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya kuasa apa-apa kecuali hanya berdo'a, dan merendahkan diri kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala ?
Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?
Anak tersebut telah sembuh sempurna dengan rahmat Allah Subhanaahu wa Ta`ala sebagai balasan bagi sang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.
Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, apa yang membuatku menangis bukanlah ini, yang membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian:
Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya:"Siapakah mereka?" Dia menjawab,"Tidak mengenal mereka."
Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan.
Aku menyambut mereka, dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata:"Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri."
Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya:"Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanaahu wa Ta`ala."
Tahukah anda apa yang dia katakan?
Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.
Sang suami berkata:"Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar'i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo'akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang."
Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata:
"Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu." Maka kukatakan kepadanya: "Wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu." Kisah selesai.
Kukatakan:
Saudara-saudariku, kadang anda terheran-heran dengan kisah tersebut, yaitu terheran-heran terhadap kesabaran wanita tersebut, akan tetapi ketahuilah bahwa beriman kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala dengan segenap keimanan dan tawakkal kepada-Nya dengan sepenuhnya, serta beramal shalih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim saat dalam kesusahan, dan ujian. Kesabaran yang demikian adalah sebuah taufik dan rahmat dari Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ .الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ .أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ` bersabda:

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَحُزْنٍ وَلاَ أَذىً وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا خَطاَيَاهُ
"Tidaklah menimpa seorang muslim dari keletihan, sakit, kecemasan, kesedihan tidak juga gangguan dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali dengannya Allah Subhanaahu wa Ta`ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR. al-Bukhari (5/2137))
Maka, wahai saudara-saudariku, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , minta dan berdo'alah hanya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala terhadap berbagai kebutuhan anda sekalian.
Bersandarlah kepada-Nya dalam keadaan senang dan susah. Sesungguhnya Dia Subhanaahu wa Ta`ala adalah sebaik-baik pelindung dan penolong.
Mudah-mudahan Allah Subhanaahu wa Ta`ala membalas anda sekalian dengan kebaikan, serta janganlah melupakan kami dari do'a-do'a kalian.

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (QS. Al-A'raf: 126) (AR)*
(Sumber: Majalah Qiblati edisi 1 th. III. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)

Asyura' Dalam Perspektif Islam, Syi'ah & Kejawen.

Asyura' Dalam Perspektif Islam, Syi'ah & Kejawen..!!
A. Asyuro' dalam ajaran Islam

Ulama Ahlussunnah sepakat bahwa pada hari 10 Muharram disyari'atkan untuk berpuasa. Ibnu Abbas menceritakan :
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura' ( tanggal 10 Muharram), maka beliau bertanya: "Hari apakah ini?" Mereka menjawab: "Ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari itu karena syukur kepada Allah. Dan kami berpuasa pada hari itu untuk mengagungkannya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian", maka Nabi berpuasa Asyura' dan memerintah-kan puasanya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Harus Menyalahi Ahli Kitab

Para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Ya Rasulullah, sesung-guhnya Asyura' itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tahun depan insya Allah kita akan puasa (juga) pada hari yang kesembilan." (HR. Muslim (1134) dari Ibnu Abbas).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas dari jalur lain, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
"Berpuasalah pada hari Asyura' dan selisihilah orang-orang Yahudi itu, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (Fathul Bari, 4/245). Imam Syafi'i juga meriwayatkan hadits di atas, makanya beliau di dalam kitab Al-Um dan Al-Imla' menyatakan kesun-nahan puasa tiga kali tanggal 8, 9 dan 10 Muharram. (Al-Ibda', Ali Mahfudz hal. 149, Fathul Bari 4/246).

Keutamaan Asyura'

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyura', maka beliau menjawab:
"Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim (1162), Ahmad 5/296, 297).

Karena itu, pantas jika Ibnu Abbas menyatakan : "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (Asyura') dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: Ramadhan)." (HR. Al-Bukhari (2006), Muslim (1132)).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang bernama Muharram. (HR. Muslim,1163).

B. Bid'ah-bid'ah Asyura'

10 Muharram 61 H adalah hari terbu-nuhnya Abu Abdillah Al-Husen bin Ali (ra) di padang Karbala. Karena peristiwa berdarah ini, setan berhasil menciptakan dua kebid'ahan sekaligus.

Pertama : Bid'ah Syi'ah

Asyura' dijadikan oleh Syi'ah sebagai hari berkabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai ungkapan dari kesedihan dan penyesalan. Pada setiap Asyura', mereka memperingati kematian Al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti berkumpul, menangis, meratapi Al-Husen secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan dan lain sebagainya. (At-Tasyayyu' Wasy-Syi'ah, Ahmad Al-Kisrawiy Asy-Syi'iy, hal. 141, Tahqiq Dr. Nasyir Al-Qifari).

Kedua : Bid'ah Jahalatu Ahlissunnah

Sebagai tandingan dari apa yang dilakukan oleh orang Syi'ah di atas, orang Ahlussunnah yang jahil (Bodoh) menjadikan hari Asyura' sebagai hari raya, pesta dan serba ria.

Menurut Ahmad Al-Kisrawi Asy-Syi'iy: "Dua budaya (bid'ah) yang sangat kontras ini, menurut literatur yang ada bermula pada jaman dinasti Buwaihi (321H - 447 H.) yang mana masa itu terkenal dengan tajamnya pertentangan antara Ahlus-sunnah dan Syi'ah. Orang-orang jahalatu (bodoh) Ahlussunnah menjadikan Asyura' sebagai hari raya dan hari bahagia sementara orang-orang Syi'ah menjadikannya sebagai hari duka cita, mereka berkumpul membacakan syair-syair haru kemudian menangis dan menjerit." (At-Tasyayyu' Wasy-Syi'ah hal.142)

Sementara Syekh Ali Mahfudz mengatakan bahwa di Kufah ada kelompok Syi'ah yang sampai ghuluw (berlebihan) dalam mencintai Al-Husen (ra) yang dipelopori oleh Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi (tahun 67 H dibunuh oleh Mush'ab bin Az-Zubair) dan ada kelompok Nashibah (yang anti Ali beserta keturunannya), yang diantaranya adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Dan telah disebut di dalam hadits shahih.
"Sesungguhnya (akan muncul) di Tsaqif (kepala suku dari Hawazin) seorang pendusta dan pembantai."

Pendusta tadi adalah Al-Mukhtar yang memperselisihkan keimamahan Ibnul Hanafiyah, dan pembantai tadi adalah Al-Hajjaj yang membenci Alawiyyin, maka yang Syi'ah tadi menciptakan bid'ah duka cita sementara yang Nashibah menciptakan bid'ah bersuka ria. (Al-Ibda' hal. 150)

Bid'ah-bid'ah tersebut berbentuk :
  • Menambah belanja dapur.
    Banyak riwayat yang mengatakan :"Barangsiapa yang meluaskan (nafkah) kepada keluarganya pada hari Asyura', maka Allah akan melapangkan (rizkinya) selama setahun itu." (HR. At-Thabraniy, Al-Baihaqi dan Ibnu Abdil Barr). Asy-Syabaniy berkata: semua jalurnya lemah, Al-Iraqi berkata : sebagian jalur dari Abu Hurairah dishahihkan oleh Al-Hafidz Ibnu Nashir, jadi menurutnya ini hadits hasan, sedangkan Ibnul Jauzi menulisnya di dalam kumpulan hadits palsu. (Tamyizuth-Thayyib minal Khabits, no. 1472, Tanbihul Ghafilin, 1/367). Sementa-ra itu imam As-Suyuthi dengan tegas mengatakan : "Telah diriwayatkan tentang keutamaan meluaskan nafkah sebuah hadits dhaif, bisa jadi sebabnya adalah ghuluw di dalam mengagungkan-nya, dari sebagian segi untuk menandingi orang-orang Rafidhah (Syi'ah) karena syetan sangat berambisi untuk memalingkan manusia dari jalan lurus. Ia tidak peduli ke arah mana -dari dua arah- mereka akan berpaling, maka hendaklah para pelaku bid'ah menghin-dari bid'ah-bid'ah sama sekali." (Al-Amru Bil Ittiba', hal.88-89)
    Imam Ahmad mengatakan ketika ditanya : "Hadits ini tidak ada asalnya, ia tidak bersanad kecuali apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah dari Ibnul Muntasyir, sementara ia adalah orang Kufah, ia meriwayatkan dari seorang yang tidak dikenal." (Al-Ibda', Ali Mahfudz, 150)

  • Memakai celak (sifat mata).

  • Mandi.
    Mereka meriwayatkan sebuah hadits: "Barangsiapa yang memakai celak pada hari Asyura', maka ia tidak akan mengalami sakit mata pada tahun itu. Dan barangsiapa mandi pada hari Asyura', ia tidak akan sakit selama tahun itu." (Hadits ini palsu menurut As-Sakhawi, Mulla Ali Qari dan Al-Hakim) (Al-Ibda', hal. 150-151)

  • Mewarnai kuku.

  • Bersalam-salaman. Imam As-Suyuthi mengatakan : " Semua perkara ini (no.2-5) adalah bid'ah munkarah, dasarnya adalah hadits palsu atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ." ( Al-Amru bil Ittiba', hal.88)

  • Mengusap-usap kepala anak yatim.

  • Memberi makan seorang mukmin di malam Asyura'. Mereka tidak segan-segan membuat hadits palsu dengan sanad dari Ibnu Abbas yang mirip dengan haditsnya orang Syi'ah yang berbunyi:
    "Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura' dari bulan Muharram, maka Allah memberinya (pahala) sepuluh ribu malaikat, sepuluh ribu haji dan umrah dan sepuluh ribu orang mati syahid. Dan barangsiapa memberi buka seorang mukmin pada malam Asyura', maka seakan-akan seluruh umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berbuka di rumahnya sampai kenyang." (Hadits palsu dinyatakan oleh imam As-Suyuthi dan Asy-Syaukani, no. 34, lihat Tanbihul Ghafilin, 1/366).

  • Membaca do'a Asyura' seperti yang tercantum dalam kumpulan do'a dan Majmu' Syarif yang berisi minta panjang umur, kehidupan yang baik dan khusnul khotimah. Begitu pula keyakinan mereka bahwa siapa yang membaca do'a Asyura' tidak akan meninggal pada tahun tersebut adalah bid'ah yang jahat. (As-Sunan wal Mubtada'at, Muhammad Asy-Syuqairi, hal.134).

  • Membaca "Hasbiyallah wani'mal wakil" pada air kembang untuk obat dari berbagai penyakit adalah bid'ah.

  • Shalat Asyura'. Haditsnya adalah palsu, seperti yang disebutkan oleh As-Suyuthi di dalam Al-La'ali Al-Mashnu'ah (As-Sunan wal Mubtada'at, 134).
C. Asyuro dalam Tradisi dan Kultur Kejawen

Bulan Suro banyak diwarnai oleh orang Jawa dengan berbagai mitos dan khurafat, antara lain :
Keyakinan bahwa bulan Suro adalah bulan keramat yang tidak boleh dibuat main-main dan bersenang-senang seperti hajatan pernikahan dan lain-lain yang ada hanya ritual.

Ternyata kalau kita renungkan dengan cermat apa yang dilakukan oleh orang Jawa di dalam bulan Suro adalah merupakan akulturasi Syi'ah dan animisme, dinamisme dan Arab jahiliyah. Dulu,orang Quraisy jahiliyah pada setiap Asyura' selalu mengganti Kiswah Ka'bah (kain pembungkus Ka'bah) (Fathul Bari, 4/246). Kini, orang Jawa mengganti kelambu makam Sunan Kudus. Alangkah miripnya hari ini dan kemarin.

Di dalam Islam, Asyura' tidak diisi dengan kesedihan dan penyiksaan diri (Syi'ah), tidak diisi dengan pesta dan berhias diri (Jahalatu Ahlissunnah) dan tidak diisi dengan ritual di tempat-tempat keramat atau yang dianggap suci untuk tolak bala' (Kejawen) bahkan tidak diisi dengan berkumpul-kumpul. Namun yang ada hanyalah puasa Asyura' dengan satu hari sebelumnya atau juga dengan sehari sesudahnya. Waallahu-a'lam.

[Oleh Ustadz Abu Hamzah A. Hasan Bashori, Lc. M. Ag]

DUNIA SEMUT

SELAMAT DATANG
DI DUNIA SEMUT
Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
(QS. Al-Baqarah, 2:32)

 

Dalam perjalanannya ke sekolah setiap hari, Umar berjalan melewati halaman rumah di seberang jalan dan menunggu di sana untuk beberapa saat. Temannya yang sangat baik tinggal di dalam taman ini. Tak seorangpun tahu siapakah teman ini, tetapi Umar sangat menyayanginya. Umar tidak pernah lupa untuk mengunjungi temannya, dan sangat senang bersahabat dengannya. Lagi pula, temannya ini lebih pandai dari siapapun juga. Meskipun tubuhnya sangat kecil, teman Umar ini mampu melakukan berbagai pekerjaan penting. Ia juga sangat rajin bekerja. Ia melakukan seluruh pekerjaannya dengan sangat baik dan tepat waktu, seolah-olah ia adalah seorang prajurit dalam angkatan bersenjata. Kendatipun ia tidak bersekolah sebagaimana Umar, ia mampu melakukan berbagai macam kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan dalam hidupnya.
Tentunya engkau bertanya-tanya, siapakah teman mungil ini?
Teman rahasia Umar adalah seekor semut kecil, yang dapat melakukan berbagai pekerjaan yang menakjubkan.
Engkau mungkin belum pernah mendengar betapa terampil dan pandainya semut-semut itu. Beberapa di antara kamu bahkan mungkin menganggap mereka sebagai serangga-serangga sederhana yang berkeliaran sepanjang hari tanpa melakukan pekerjaan apapun. Akan tetapi jika ada di antara kalian yang beranggapan demikian, maka kalian telah keliru. Sebab semut, seperti halnya makhluk hidup yang lain, juga memiliki cara hidupnya sendiri.
Umar berkesempatan untuk mempelajari seluk-beluk kehidupan semut dari temannya, sang semut. Inilah yang menyebabkan mengapa Umar tidak pernah lupa mengunjungi temannya dan sangat senang bercakap-cakap dengannya.
Umar sangat takjub dengan hal-hal yang ia pelajari dari temannya tentang dunia semut. Dia ingin berbagi segalanya yang ia pelajari dengan orang lain tentang ketrampilan, kepandaian dan semua kemampuan luar biasa yang dimiliki teman kecilnya itu.
Lalu, apakah yang membuat Umar begitu gembira? Mengapa ia begitu terpesona dengan dunia semut? Engkau pasti bertanya-tanya mengapa. Kalau begitu, teruslah membaca...............

Semut memiliki jumlah yang jauh lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk setiap 700 juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru. Dengan kata lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah manusia.
Keluarga semut juga sangat besar. Sebagai contoh, engkau mungkin mempunyai keluarga beranggotakan 4-5 orang. Sebaliknya, dalam satu keluarga semut, kadang terdapat jutaan semut. Sekarang coba pikirkan barang sejenak: jika engkau memiliki kakak dan adik laki-laki ataupun perempuan dengan jumlah jutaan, dapatkah kalian hidup dalam satu rumah? Tentu saja tidak!
Beberapa keluarga semut melakukan pekerjaan layaknya tukang jahit, sebagian yang lain bercocok tanam seperti petani, dan bahkan sebagian lagi ada yang memiliki peternakan-peternakan kecil dimana mereka memelihara beberapa binatang yang lebih kecil. Sebagaimana manusia yang mengembangbiakkan sapi dan mengambil susunya, semut juga beternak kutu tanaman kecil (afid) dan memanfaatkan susunya.
Sekarang marilah kita dengarkan kisah Umar tentang dunia semut.
Semut penganyam adalah penjahit yang terampil. Mereka menggabungkan dedaunan dengan menarik mereka dari kedua sisi dan menjahit dedaunan tersebut. Dengan cara ini, mereka membuat rumah yang nyaman bagi mereka sendiri.



Semut penjaga pintu menjaga sarang. Mereka menjalankan tugas ini dengan sangat baik. Semut - semut lain juga bekerja dengan sangat rajin. Mereka semuanya melakukan pekerjaan sarangnya,
Umar: Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku melihat kepalanya yang mungil muncul dari dalam tanah. Kepalanya menarik perhatianku, sebab ukurannya sedikit lebih besar daripada tubuhnya. Aku heran mengapa kepalanya sebesar itu dan mulai mengamati temanku yang mungil ini. Kepala besar pada tubuhnya yang mungil membantu dalam tugasnya sebagai penjaga di pintu masuk sarangnya. Apakah kalian ingin tahu 'bagaimana' caranya? Ia melakukannya dengan memeriksa apakah semut-semut yang memasuki sarangnya termasuk anggota keluarganya atau bukan, dan tidak mengizinkannya masuk jika bukan termasuk keluarganya.
Segera setelah melihatnya, aku menemuinya dan bertanya apa yang sedang terjadi di dalam sarang. Temanku yang mungil mengerti rasa ingin tahuku, dan mulai bercerita kepadaku. Yang paling membuatku penasaran adalah bagaimana semut-semut berkepala besar mengenali teman-teman serumah mereka dan membiarkannya masuk ke sarang.
Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan kepadamu bahwa kami menyebut keluarga kami sebagai 'koloni'. Dengan kata lain, kami hidup dalam masyarakat yang disebut koloni. Seekor semut dapat dengan mudah mengatakan apakah seekor semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan cara menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis yang menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang membantunya mengenali semut-semut asing melalui 'bau koloni' yang mereka miliki.. Jika semut tersebut ternyata asing, maka kami tidak akan mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan terkadang kami harus menggunakan kekuatan untuk memaksa mereka pergi.

Ia juga sangat rajin bekerja.


Semut "berbicara" satu sama lain dengan cara saling menyentuh
Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan kepadamu bahwa kami menyebut keluarga kami sebagai 'koloni'. Dengan kata lain, kami hidup dalam masyarakat yang disebut koloni. Seekor semut dapat dengan mudah mengatakan apakah seekor semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan cara menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis yang menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang membantunya mengenali semut-semut asing melalui 'bau koloni' yang mereka miliki.. Jika semut tersebut ternyata asing, maka kami tidak akan mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan terkadang kami harus menggunakan kekuatan untuk memaksa mereka pergi.


Semut tidak menghendaki makhluk atau semut asing masuk ke dalam sarangnya, sebab ini akan mengancam keamanan mereka. Mereka tak segan bertempur untuk melindungi sarang dan teman-teman mereka.

Umar kagum setelah mendengarkan tentang sistim keamanan mereka yang sempurna dan bertanya-tanya bagaimana mungkin binatang-binatang asing yang mencoba memasuki sarang tersebut akan berani melakukannya. Ketika Umar menyampaikan apa yang diikirkannya ini kepada temannya, ia tersenyum kepada Umar dan mengatakan bahwa masih banyak hal lain yang akan membuat Umar takjub.
Kemudian semut berkata: "Sekarang akan kujelaskan kepadamu tentang bagian dalam sarang kami yang kau sangat ingin ketahui. Koloni kami terdiri atas ratu semut, semut pejantan, semut prajurit, dan semut pekerja."




Semut, pekerja keras tulen yang sedang melaksanakan tugas mereka.
Ratu semut dan semut pejantan menjaga kelestarian jenis kami. Ratu semut berukuran lebih besar dari yang lain. Tugas para semut pejantan adalah menjadikan sang ratu melahirkan bayi-bayi semut baru. Para prajurit bertanggung jawab melindungi koloni kami, berburu, dan menemukan tempat-tempat baru untuk membangun sarang. Kelompok terakhir terdiri dari semut-semut pekerja. Seluruh semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Dengan kata lain, mereka tidak dapat melahirkan bayi-bayi semut. Mereka menjaga ratu semut serta bayi-bayinya, dan membersihkan serta memberi makan mereka. Selain itu, mereka juga melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam koloni. Mereka membangun gang-gang baru di dalam sarang, mencari makanan, dan membersihkan sarang. Di antara para semut pekerja dan prajurit juga terjadi pembagian lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di antara mereka terdapat kelompok peternak, kelompok pembangun sarang dan kelompok pencari makanan. Sertiap kelompok mempunyai pekerjaan yang berbeda. Ketika satu kelompok bertempur melawan musuh atau berburu, satu kelompok yang lain membangun sarang, dan yang lain lagi bertanggung jawab dalam kebersihan dan perbaikan sarang."
Saat teman Umar yang mungil menjelaskan semua hal ini, ia mendengarkannya dengan terheran-heran dan kemudian bertanya kepadanya: "Apakah engkau tidak pernah merasa bosan dengan menunggu di pintu masuk sarang sepanjang waktu? Apa tugasmu di dalam sarang?"
Semut menjawab: "Saya juga seorang pekerja, dan tugas saya di sini sebagai penjaga pintu masuk. Seperti yang kau lihat, kepalaku cukup besar untuk menutup lubang pintu masuk sarang. Saya sangat bersyukur karena memiliki kemampuan ini, dan saya melaksanakan kewajiban saya dengan senang hati. Saya tak pernah merasa bosan; bahkan sebaliknya, saya merasa sangat bahagia karena dapat melindungi teman-teman saya dari ancaman bahaya."
Dari apa yang telah disampaikan temannya yang mungil, Umar dapat dengan mudah memahami bahwa pekerjaan dalam sarang secara sempurna terbagi di antara para semut. Telah jelas bahwa kehidupan semut sangatlah teratur rapi dan seluruh semut tidak mementingkan dirinya sendiri. Kemudian Umar bertanya apakah mereka saling berkelahi di antara mereka karena sebagian merasa lebih baik atau lebih kuat dari yang lain. Teman Umar menjawab bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi dan menambahkan:
"Kami adalah keluarga besar, Umar. Tidak ada rasa cemburu, persaingan atau ambisi di antara kami. Kami selalu saling tolong-menolong dan melakukan yang terbaik untuk koloni kami. Segala sesuatu kami kerjakan dalam koloni dengan pengorbanan diri kami. Setiap semut senantiasa memikirkan kebaikan teman-temannya terlebih dahulu, baru kemudian dirinya sendiri. Contohnya begini: Ketika persediaan makanan dalam koloni berkurang, para semut pekerja segera merubah dirinya menjadi semut 'pemberi makan', dan mulai memberi makan semut-semut lainnya dengan makanan yang ada dalam perut mereka yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Ketika tersedia makanan yang cukup dalam koloni, mereka akan berubah kembali menjadi semut pekerja.
Saya seringkali mendengar orang-orang mengatakan bahwa terjadi persaingan di antara makhluk hidup di alam. Jangan pernah percaya pada apa yang mereka katakan. Kami tahu benar bahwa kami harus saling bekerja sama dan tolong-menolong agar dapat hidup dengan baik."
Umar mengatakan bahwa apa yang semut katakan tentang dirinya sendiri dan koloninya adalah contoh yang sangat bagus dalam hal ini. Umar merasa sangat bahagia setelah tahu bahwa Allah menciptakan semut yang sangat tidak mementingkan diri sendiri, penolong dan penuh perhatian terhadap teman-temannya. Setelah mengatakan hal ini pada semut, Umar berniat untuk setidaknya menjadi orang yang senantiasa memikirkan kebaikan orang lain sebagaimana para semut, dan menjadi orang baik yang dicintai Allah.
Waktu masuk sekolah sudah dekat dan Umar sudah harus berada di sekolah. Umar berkata kepada temannya bahwa ia harus pergi, namun ia akan menjumpainya lagi besok.

Keesokan harinya, Umar datang lagi ke tempat yang sama dan menunggu teman mungilnya. Setelah beberapa menit, si semut pun muncul. Umar berkata kepadanya bahwa ia sudah tidak sabar menunggu sepanjang malam untuk bertemu dengannya lagi. Lalu Umar mengingatkan tentang janji temannya untuk bercerita tentang bagian dalam sarang semut. Maka mulailah sang semut bercerita tentang rumahnya:
Meskipun kami adalah binatang yang mungil, sarang kami berukuran sangat besar, seperti halnya markas sebuah angkatan bersenjata yang besar. Jika engkau adalah seekor semut asing, kau tidak akan pernah dapat memasukinya. Sebab, sebagaimana telah kau ketahui, terdapat para penjaga seperti saya di pintu masuk.
Di bagian dalam sarang, terdapat pekerjaan yang berlangsung dengan sangat teratur rapi dan tanpa henti. Ribuan, bahkan jutaan semut prajurit dan semut pekerja melaksanakan pekerjaan mereka dengan cara yang sangat tertata rapi. Bangunan sarang kami sangat sesuai untuk pekerjaan dalam ruangan. Terdapat ruangan-ruangan khusus untuk setiap pekerjaan, dan ruangan-ruangan ini didisain sedemikian rupa agar para semut prajurit dan pekerja seperti saya dapat bekerja dengan sangat mudah dan nyaman.

Pada bagian ini, kita melihat kota bawah tanah yang dibangun oleh semut. Hebatnya, kendatipun ukurannya yang kecil, mereka mampu membangun kota sebesar ini.
Selain itu, kami mempertimbangkan seluruh kebutuhan kami saat membangun sarang. Misalnya, sarang kami mempunyai lantai-lantai di bawah tanah yang hanya membolehkan masuknya sinar matahari dengan jumlah terbatas. Akan tetapi ada juga beberapa ruangan yang membutuhkan energi matahari. Kami membangun ruangan-ruangan seperti ini pada lantai paling atas, yang menerima sinar matahari pada sudut yang paling lebar. Dan juga, ada ruangan-ruangan yang harus senantiasa berhubungan satu sama lain. Kami membangun ruangan-ruangan ini berdekatan satu sama lain, sehingga semut-semut tersebut dapat dengan mudah bertemu satu dengan yang lain. Ruang penyimpanan makanan kami, tempat dimana kelebihan material disimpan, dibangun sebagai ruangan terpisah pada salah satu sisi sarang. Lumbung-lumbung tempat kami menyimpan makanan adalah tempat-tempat yang mudah dijangkau. Selain itu, ada pula ruangan besar yang terletak tepat di pusat sarang di mana kami berkumpul bersama pada waktu-waktu tertentu."
1.Sistem pertahanan udara  
2.Rumah kaca
3.pintu masuk utama dan pintu masuk samping.
4.Bilik-bilik yang telah selesai dibuat
5.kuburan
6.Bilik penjaga
7.pelindung bagian luar
8. Bilik perawatan bayi
9. Tempat penyimpanan daging
10.Tempat penyimpanan biji-bijian
11.
Perawatan larva
12.Ruang musim dingin
13.Ruang pemanasan pusat
14.Ruang pengeraman
15. Ruang ratu semut.

Tidak ada keraguan bahwa semut tidak dapat merencanakan dan merancang bangunan beserta seluk-beluknya dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka mendapatkan wahyu dari Allah sehingga mampu melakukan semua pekerjaan ini.
Ketika Umar mendengar semua itu, ia bertanya kepada teman mungilnya: "Apakah kamu benar-benar melakukan seluruh pekerjaan ini? Aku tidak tahu bahwa semut dapat melakukan pekerjaan seperti para insinyur dan arsitek yang terampil. Jika manusia hendak membangun bangunan sempurna semacam itu, mereka harus menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah dan harus bekerja sangat keras. Apakah kalian juga mendapatkan pelatihan semacam itu? Ketika menjawab pertanyaan ini, si semut justru menceritakan kepadanya hal-hal yang lebih sulit diterima akal tentang teman-temannya:
"Tidak, Umar. Semua kami memiliki berbagai kemampuan ini dalam diri kami. Hal ini tidak pernah diajarkan kepada kami, tetapi kami tahu pasti apa yang harus kami lakukan, dan kapan. Ini belum seberapa. Apa yang akan aku ceritakan kepadamu selanjutnya sungguh akan membuatmu lebih terkejut lagi. 

Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, sarang kami sangatlah besar dibandingkan dengan ukuran tubuh kami. Meskipun demikian, sarang ini memiliki kehangatan yang merata. Di dalam sarang kami terdapat sistem pemanasan pusat yang sangat canggih. Dengan cara ini, suhu menjadi tidak berubah sepanjang hari. Agar hal ini terjadi, kami menutupi permukaan bagian luar sarang kami dengan bahan yang dapat mencegah panas agar tidak masuk ke dalam. Dengan demikian, kami mencegah masuknya udara dingin ke dalam sarang selama musim dingin, dan menjaga udara panas agar tetap di luar dan tidak masuk ke dalam sarang selama musim panas. Begitulah cara bagaimana kami selalu menjaga agar suhu di dalam tetap tidak berubah."
Sungguh, jika Umar tidak pernah berjumpa dengan teman kecilnya, ia akan sulit mempercayai bahwa semut dapat melakukan semua pekerjaan ini. Umar berkata kepada si semut: "Sebelum engkau bercerita kepadaku tentang semua ini, jika seseorang datang dan berkata padaku tentang seluk-beluk sarang kalian dan bertanya siapakah yang dapat membangun sarang seperti itu, aku akan menjawab dengan jawaban yang sangat berbeda. Aku akan mengatakan bahwa sarang seperti itu hanya dapat dibangun dengan menggunakan peralatan yang sangat baik dan kerja keras dari orang-orang yang sangat terampil. Jika seseorang mengatakan kepadaku bahwa bangunan ini tidak dibangun oleh orang-orang yang berpendidikan akan tetapi oleh semut, maka kukatakan sesungguhnya bahwa aku tidak akan pernah mempercayainya."
Saat temannya yang mungil, si semut, berbicara dengan Umar, beragam pikiran melintas dalam benaknya. Umar berpikir bahwa semut lebih terampil daripada manusia, dan ia kini melihat hewan-hewan tersebut dengan pandangan yang berbeda dari sebelumnya. Umar mengerti bahwa semut diciptakan oleh Allah, dan ilham atau wahyu Allah yang diberikan kepada mereka setiap saat inilah yang menjadikan mereka berperilaku demikian. Kalau tidak, mereka tidak akan pernah mampu melakukan semua ini dengan sangat baik.
Di saat semua pikiran ini terbayang dalam benak Umar, teman kecilnya terus berbicara. Di saat ia melanjutkan ceritanya, Umar pun semakin tertarik saja, dan ingin menanyakan segala sesuatu yang muncul dalam pikirannya. Ia langsung saja melontarkan pertanyaan pertama yang muncul di benaknya. Ia telah diberitahu sebelumnya bahwa semut melakukan pekerjaan sebagaimana petani, lalu ia pun meminta penjelasan kepada semut bagaimana mereka melakukannya. Bagaimana seekor semut yang sedemikian kecil bercocok tanam pada lahan tanpa menggunakan satu peralatan pun, padahal seorang manusia pun akan sulit melakukannya?
Semut berkata: "Kuceritakan kepadamu satu hal lagi tentang kami. Setelah itu, akan lebih mudah untuk menjawab pertanyaanmu. Walaupun kami tampak sangat mirip, kami terbagi menjadi banyak kelompok yang berbeda berdasarkan cara hidup dan penampakan fisik kami. Ada sekitar 8.800 jenis semut yang berbeda. Semua jenis tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Semut petani adalah salah satu di antara jenis yang beragam ini. Kini, akan kuceritakan kepadamu tentang para semut yang hidup dengan bertani. Mereka disebut "Atta", yaitu semut yang memotong daun.

..

Atta memotong dedaunan dengan terampil dan sangat berhati-hati
Ciri yang menonjol pada "Atta" adalah kebiasaan mereka membawa potongan dedaunan yang mereka potong di atas kepala mereka. Untuk memudahkan pekerjaan ini, pertama-tama mereka membuat dan meratakan jalan setapak agar mereka dapat dengan mudah melaluinya. Jalan yang mereka lalui menuju sarang, sambil membawa potongan daun, terlihat seperti jalan raya kecil. Semut berjalan perlahan sepanjang jalur ini, mengumpulkan semua ranting-ranting, kerikil-kerikil kecil, rumput dan tumbuhan liar pada permukaan tanah, dan memindahkan mereka. Dengan cara ini, mereka membersihkan jalan setapak yang akan mereka gunakan sendiri.
Setelah kerja keras yang panjang, jalan raya tersebut menjadi lurus dan rata seakan-akan telah diratakan dengan suatu peralatan khusus. Atta berjalan menuju sarang mereka dengan melewati jalur ini, sambil bersembunyi di bawah potongan daun besar yang mereka bawa dengan rahang mereka yang mengapit kuat.
Umar: Kau mengatakan mereka bersembunyi di bawah dedaunan? Mengapa Atta merasa perlu bersembunyi di bawah dedaunan?
Semut: Atta terkadang harus berhati-hati, Umar. Misalnya, semut Atta pekerja yang berukuran sedang menghabiskan waktunya hampir sepanjang hari jauh di luar sarangnya dan membawa dedaunan. Sulit bagi mereka untuk melindungi diri mereka sendiri saat mereka melakukan hal itu, sebab mereka membawa dedaunan menggunakan rahang mereka yang biasanya digunakan untuk mempertahankan diri.
1. Semut memotong-motong dedaunan yang mereka bawa ke sarang menjadi potongan kecil-kecil 2.Semut mengunyah potongan-potongan tersebut menjadi bubur.
3.Mereka meletakkan bubur ini di atas alas dedaunan kering di dalam bilik baru
4.Mereka menempatkan potongan-potongan kecil jamur yang mereka ambil dari bilik lain di atas bubur ini.
5.Sekelompok semut membersihkan kebun dan membuang benda-benda yang tak berguna

Umar: Jadi, kalau mereka tidak dapat melindungi diri sendiri, siapakah yang melindungi mereka?
Semut: Semut-semut pekerja pemotong daun selalu ditemani oleh para pekerja lain yang lebih kecil ukuran tubuhnya. Pekerja-pekerja ini menaiki bagian atas dedaunan yang dibawa oleh Atta dan mengawasi musuh. Di saat ada serangan musuh, mereka, walaupun ukurannya kecil, berusaha melindungi teman mereka.
Umar: Sebuah contoh lain yang mengagumkan tentang pengorbanan diri. Tapi aku ingin tahu satu hal lagi. Sebenarnya untuk apakah Atta menggunakan dedaunan ini? Mengapa Atta terus-menerus mengangkut dedaunan tersebut sepanjang hari?
Semut: Mereka membutuhkannya untuk kegiatan bertani mereka. Atta menggunakan dedaunan ini untuk menumbuhkan jamur. Semut tidak
dapat memakan dedaunan tersebut. Jadi, para semut pekerja membuat gundukan dengan potongan-potongan daun ini setelah mengunyahnya, dan kemudian menempatkannya dalam bilik-bilik bawah tanah dalam sarang. Di dalam bilik ini, mereka menumbuhkan jamur pada dedaunan dan mendapatkan makanan mereka dari tunas-tunas jamur yang sedang tumbuh
Sekarang engkau pasti bertanya-tanya bagaimana semut-semut mungil ini dapat melakukan semua pekerjaan yang menakjubkan ini secara mandiri?
Umar: Ya. Aku benar-benar sedang berusaha memahami bagaimana semut mampu melakukan itu semua. Misalnya, jika engkau memintaku untuk menumbuhkan jamur, maka ini bukanlah perkara yang sangat mudah untuk mengerjakannya. Setidaknya, aku akan harus membaca beberapa buku atau bisa juga dengan bertanya kepada orang yang benar-benar tahu bagaimana cara melakukannya. Tapi aku tahu bahwa Atta tidak pernah mendapatkan pelatihan seperti ini.
Sekarang aku dapat lebih memahami mengapa engkau dan teman-temanmu sedemikian pandai. Engkau telah diciptakan sekaligus dengan kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan pekerjaanmu. Misalnya, Atta hadir di dunia ini dengan pengetahuan tentang pertanian yang sudah ada dalam dirinya. Sudah pasti, Allah, Pencipta semua makhluk hidup, telah memberi Atta ketrampilan ini. Itulah Allah yang menciptakanmu dan semua teman-temanmu beserta semua ciri-ciri yang mengagumkan ini.
Semut : Kamu benar, Umar. Kami memiliki semua pengetahuan dan kemampuan ini dalam diri kami sejak lahir. Pencipta kami, Allah, telah memberikan semua ini kepada kami sebagai rahmat.
Umar terlambat lagi. Ia berterima kasih pada si semut dan beranjak pergi ke sekolah. Di saat ia berjalan kaki, hal-hal yang telah disampaikan temannya si semut kepadanya masih terngiang-ngiang di telinganya. Untuk beberapa saat, ia masih saja berpikir.
Perilaku cerdas semut-semut tersebut menunjukkan adanya hikmah atau
Atta sedang membawa dedaunan yang telah mereka potong
pengetahuan yang luar biasa. Akan tetapi hikmah ini tidak mungkin berasal dari semut-semut itu sendiri. Sebab, mereka hanyalah sekedar mahluk-mahluk kecil. Jadi kalau demikian, semua keahlian semut pasti memperlihatkan kepada manusia tentang hikmah Allah. Untuk membentangkan kebesaran-Nya dan seni penciptaan-Nya, Allah, Pencipta semut, menjadikan makhluk-makhluk kecil ini mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak akan pernah mampu mereka lakukan berdasarkan pengetahuan dan kehendak mereka sendiri.
Teman Umar, semut, memperoleh sifat bawaan dalam dirinya berupa hikmah, pengetahuan, ketrampilan dan sifat pengorbanan diri yang berasal dari atau wahyu ilham Allah. Segala yang ia lakukan bukanlah merupakan bukti akan kekuasaan dan pengetahuannya, melainkan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah.
Setelah memikirkan ini semua, Umar akhirnya paham bahwa sebelumnya ia membayangkan hal-hal tertentu melalui sudut pandang yang berbeda. Akan tetapi pandangannya tersebut kini telah berubah setelah melihat kenyataan yang sesungguhnya. Ia sekali lagi sadar bahwa penjelasan-penjelasan yang disampaikan mengenai makhluk hidup, bagaimana mereka muncul menjadi ada secara kebetulan, bagaimana mereka memperoleh ketrampilan mereka dengan sendirinya secara kebetulan selama jangka waktu tertentu, adalah kebohongan belaka. Bagaimana semua hal ini dapat dikatakan benar? Bayangkan, bagaimana mungkin semut-semut dapat saling "berbicara" sesamanya dengan sempurna jika mereka muncul menjadi ada hanya karena kebetulan? Bagaimana mungkin mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya tanpa ada kerancuan, dan membangun sarang yang sempurna? Disamping itu, taruhlah semua semut ini terlahir secara kebetulan dan mereka hidup hanya untuk mempertahankan diri mereka sendiri, lalu mengapa mereka mau melakukan pengorbankan diri yang besar untuk sesamanya?
Umar memikirkan beragam hal ini sepanjang hari di sekolah. Saat Umar sampai di rumah pada sore harinya, ia mengambil dan membaca Alqur'an, kitab yang Allah turunkan kepada semua manusia. Ayat pertama yang dibacanya berbunyi sebagai berikut :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3:190-191)
Umar benar-benar yakin bahwa Allah-lah satu-satunya yang telah menciptakan semut, dirinya sendiri, ibu dan ayahnya, saudaranya dan segala sesuatu di alam semesta. Teman mungilnya telah mengingatkannya akan kenyataan paling penting di dunia ini: tidak ada pencipta kecuali Allah SWT semata.

Darwin
Saya percaya bahwa ketika kalian membaca baris-baris tulisan ini, kalian semua akan memahami kebenaran ini seperti halnya Umar, dan mengetahui bahwa Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu. Kemudian kalian akan mengatakan: "Darwin, yang mengatakan bahwa mahluk hidup tidak diciptakan, akan tetapi muncul menjadi ada karena kebetulan" adalah sebuah kebohongan besar. Di saat kita dikelilingi oleh beragam makhluk dengan berbagai kemampuan menakjubkan yang dimilikinya, maka adalah mustahil untuk beranggapan bahwa mereka muncul menjadi ada di dunia ini dengan sendirinya secara kebetulan.
Jadi, jika suatu saat tanpa disangka-sangka engkau juga berjumpa dengan teman baik, sebagaimana Umar, jangan lupa bahwa engkau pun dapat belajar banyak darinya. Telitilah dan pikirkanlah kesempurnaan ciptaan Allah, yang menciptakan temanmu itu. Dan jika engkau pernah bertemu dengan pembohong-pembohong seperti Darwin, ceritakan pada mereka tentang ciri-ciri yang menakjubkan tentang temanmu itu dan dan katakan bahwa engkau takkan pernah mempercayai berbagai kebohongan mereka yang tidak masuk akal.